Starlink sendiri merupakan layanan internet berbasis satelit milik SpaceX yang menawarkan koneksi internet cepat, terutama untuk wilayah yang belum terjangkau infrastruktur kabel atau fiber optik. Kembalinya ketersediaan Starlink diumumkan secara resmi melalui e-mail promosi dari pihak perusahaan dan telah diterima oleh sejumlah pengguna di Indonesia, termasuk redaksi Unras.com.
Dalam e-mail tersebut, Starlink menyampaikan bahwa mereka “sekarang menerima pesanan & aktivasi baru” di wilayah Indonesia. E-mail ini dikirim pada Rabu pagi, 23 Juli 2025, dan turut disertai tombol khusus “Pesan Sekarang” yang terhubung langsung ke situs resmi Starlink. Ini menandakan bahwa seluruh calon pengguna kini bisa langsung membeli perangkat dan layanan internet satelit yang sebelumnya sempat dibatasi.
Aktivasi Starlink Kini Dibuka Lagi
Pihak Starlink juga telah menghapus pengumuman terkait penghentian pelanggan baru yang sempat muncul di blog resmi mereka. Laman yang sebelumnya menampilkan informasi tentang kapasitas penuh kini berubah menjadi halaman kosong dengan status “404: Halaman ini tidak dapat ditemukan.” Hal ini menunjukkan bahwa Starlink memang telah membuka kembali layanan mereka untuk pasar Indonesia tanpa pembatasan seperti sebelumnya.
Dengan terbukanya kembali akses ini, masyarakat Indonesia dapat kembali membeli perangkat Starlink serta mengakses layanan internet satelit yang menjanjikan kecepatan tinggi dan latensi rendah. Bagi mereka yang tinggal di wilayah blank spot atau pelosok yang sulit dijangkau jaringan fiber optik, Starlink bisa menjadi solusi utama konektivitas internet.
Tambah Kapasitas Lewat Frekuensi E-Band
Pekan lalu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) memberikan pernyataan bahwa Starlink tengah berupaya menambah kapasitas layanan mereka melalui penggunaan frekuensi E-Band. Frekuensi ini merupakan pita radio antara 70/80 GHz yang dikenal dengan bandwidth tinggi dan kemampuan untuk menangani throughput data lebih besar dibanding pita frekuensi konvensional.
Dalam konteks jaringan satelit, frekuensi E-Band biasa digunakan sebagai backhaul untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan koneksi. Upaya ini menjadi bagian dari strategi Starlink agar mampu memenuhi permintaan pelanggan baru yang tinggi, khususnya di Indonesia.
Menurut pernyataan dari Wayan, salah satu perwakilan Komdigi, rencana penambahan frekuensi ini sedang dalam proses evaluasi dan harus memenuhi ketentuan regulasi lokal. Jika lolos, maka kapasitas jaringan Starlink di Indonesia akan meningkat secara signifikan.
Starlink Telah Kantongi Izin Operasi
Starlink, melalui entitas bisnis lokal bernama PT Starlink Services Indonesia, telah mengantongi berbagai izin yang diperlukan untuk beroperasi di tanah air. Izin-izin tersebut meliputi lisensi sebagai penyedia layanan internet (ISP), izin jaringan tertutup (VSAT), dan izin pembukaan pusat operasi jaringan (Network Operation Center/NOC) di Indonesia.
Dengan legitimasi tersebut, Starlink memiliki dasar hukum untuk melayani pelanggan lokal secara penuh. Hal ini juga menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis di kawasan Asia Tenggara.
Harga Paket dan Perangkat Starlink
Untuk pelanggan rumahan, layanan Starlink bisa dinikmati mulai dari harga Rp 479.000 per bulan. Namun harga ini belum termasuk perangkat keras atau kit Starlink yang dibeli saat awal berlangganan. Perangkat tersedia dalam dua varian, yaitu versi “Mini” seharga Rp 4,75 juta dan versi “Standar” seharga Rp 5,9 juta.
Kedua perangkat ini memiliki perbedaan dalam hal bobot, konsumsi daya, dan performa koneksi. Perangkat “Mini” lebih ringkas dan hemat energi, sedangkan versi “Standar” memberikan performa maksimal dalam kecepatan internet dan stabilitas koneksi.
Solusi untuk Wilayah Blank Spot
Dengan hadirnya kembali layanan Starlink di Indonesia, banyak daerah yang selama ini kekurangan akses internet dapat memperoleh solusi konektivitas yang layak. Terutama di wilayah pedesaan, pegunungan, atau pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau infrastruktur konvensional.
Internet satelit seperti Starlink tidak bergantung pada kabel atau tower seluler, sehingga memungkinkan koneksi cepat dan stabil dari mana saja. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyediakan akses digital merata di seluruh pelosok negeri.
Masa Depan Internet Satelit di Indonesia
Kembalinya Starlink ke pasar Indonesia bisa menjadi dorongan besar dalam transformasi digital nasional. Dengan kapasitas yang terus ditingkatkan, dukungan regulasi yang kuat, serta harga kompetitif, Starlink siap bersaing di antara penyedia internet lainnya dan mengisi celah konektivitas yang belum tertangani.
Dengan memperhatikan sebaran geografis Indonesia yang luas, layanan berbasis satelit seperti ini menjadi alternatif vital bagi masyarakat yang ingin tetap terhubung di era digital. Hadirnya Starlink juga memberikan tekanan kompetitif kepada penyedia lokal untuk terus meningkatkan kualitas layanan mereka.
0Komentar